Home » » Dahsyatnya Anak-anak Indonesia

Dahsyatnya Anak-anak Indonesia

Written By HIMASIS on Sabtu, 27 Juli 2013 | 04:50


‘Guru jaman sekarang itu berbeda sekali dengan guru jaman dulu. Lihat para gurujaman dulu, anak-anaknya jadi orang sukses. Sekarang? Guru jaman dulu ikhlas ngajarinanak didiknya, makanya anaknya ikut dicerdaskan Allah’. Kurang lebih seperti itu cletukansalah seorang tokoh agama yang tak sengaja saya dengar ketika lewat di salah satu masjid di Bandung. Yups! Saya memang tidak tahan ‘meremas’ anak kecil (kalau tidak ada orang tuanya), kadang itu membuat saya benar-benar berpikir bahwa saya tidak begitu cerdas, tapi saya ingin kelak anak saya secerdas orang-orang yang saya temui, makanya disetiap kesempatan saya mengirim proposal ke langit: ‘kelak anak saya seperti itu’ jika melihat aksi bocah yang menarik perhatian saya. Apapun jodohnya, anaknya the botol sosro (eeeeh! Korban iklan, hehehe).

           Tema tulisan saya kali ini, ‘Dahsyatnya Anak-anak Indonesia’. Kenapa? Karena saya cinta mereka, hehe. Tepatnya, lingkungan saya Alhamdulillah mendukung, saya sering berada dtengah-tengah mereka, tepatnya di Pembinaan Anank-anak Salman (PAS) ITB. Huaaaa >.< Udah gemes ngebayangin mereka >.< Saya tidak tahu harus mulai dari mana. Gini (bingung, masih ngebayangin mereka). Salah satu kaderisasi untuk menjadi Pembina di PAS adalah dengan menjadi wali adik (pementor) pada saat pesantren kilat (SD) selama enam hari (program tahunan). Naaah, saya mendapati adik-adik yang amat sangat beragam, mulai dari kelas satu eSDe sampai kelas enam eSDe. Saya memegang kelompok dengan sekitar sepuluh adik lebih, mulai dari perkenalan, cek daftar riwayat kesehatan, cek barang-barang, membuat list siapa yang akan minum obat jam segini, siapa yang akan menggunakan salep ini, kegiatan apa selanjutnya untuk mengantisipasi adik yang alergi de el el. Itu mudah. Yang sulit bagi saya adalah mengenal apa itu anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Fiuh!
Saya penasaran, apa itu ADHD, tapi tidak pernah ada kesempatan untuk membuka Hp dansearching. Saking hecticnya. Alhasil. Anak ini, entah amat sangat disiplin atau apa, setiap ada pemberitahuan dia sudah ada ditempat pada saat yang telah ditentukan. Dan parahnya, setiap kegiatan dia triak-triak, dia tidak sabar untuk segera memulainya. Dia sedikit jahil, tapi yang bikin saya kagum, dari yang awalnya illfeel adalah dia tahu semua nama-nama ilmiah semua hewan dan tumbuhan. Hewan yg dia suka adalah (saya ga tau namanya, itu tuh yang di pilm larva, yang suka bawa kotorannya sendiri #bisa jadi! Apa siii ~,~). Kelompok saya pasti pertama sampai ditempat, kegiatan apapun, terutama waktu makan. Pada saat seperti ini saya dan pementor sekelompok kualahan, kita harus makan bersama-sama, yang datang terlebih dahulu harus menunggu adik-adik yang lain yang sedang mengantri makanan, ADHD tidak mau menunggu, dia berteriak, menangis. Pecah suasana. Akhirnya saya bawa keluar, saya tanya kenapa, dia cuma sesenggukan, saya usap-usap punggungnya sampai akhirnya dia terdiam dan dia bilang dengan suara kecil, ‘aku lapar’. Gubrak! Akhirnya saya bicara baik-baik, ya gaya berbicara kepada anak-anak, ‘oooh, ADHD lapar? Kenapa ga bilang tadi? Kalau ADHD lapar kan tinggal bilang, kenapa harus nangis sambil triak-triak, kan kaka ga tau, ga ngerti juga ADHD maunya apa. Lain kali kalau ADHD ada apa-apa tinggal bilang ya sama kaka?’. Dialog itupun harus saya ulang berkali-kali selama tiga hari. Awalnya pun, teman-temannya tidak mau toleransi dengan kondisinya yang seperti ini. Lama-kelamaan, akhirnya mereka sadar, mereka saling membantu, mereka lebih memilih untuk telat kegiatan apapun agar ADHD tidak terus-terusan seperti itu. Dan yang lebih kerennya, mereka itu perhatian juga, sampai di hari terakhir mereka tahu hobi AHDH membaca komik Tin-tin. Ini yang membuat mereka kembali menjadi kelompok pertama yang mengantri makan malam. Mereka (teman sekelompok ADHD) mau menemani ADHD untuk membaca komik Tin-tin sembari menunggu, yups! Membantu ADHD bersabar.

          Aaah. Itu kenangan 24-29 Juni 2012 kemarin. Amat sangat rindu mereka sekali. Yang jelas tiap dari mereka itu keren. Ada yang jago membuat yel-yel, jago bernyanyi, kidal, anak mami, mandiri, bikin onar, rajin shalat, smart, kalem dan buaaaaanyak lagi. Itu anak-anak yang hanya enam hari, yang telah dibentuk orang tuanya menjadi seperti itu, yang ternyata keren banget, mulai memahami. Yups! Saya bertemu tiap semester dengan adik baru yang tidak kalah unik. Jago menggambar, melukis, jago ngaji, jago masak, jago jadi pahlawan, jago segalanya buat Ibu dan Ayah mereka. Kamu, jago apa? J Yippy! Jangan pernah lewatkan tiap detik tingkahnya J

         Tidak perlu ganti kurikulum, yang penting terus berdayakan guru-gurunya. Tidak perlu diperbaiki isi Al-qurannya, yang diperbaiki orang-orangnya. Tidak usah repot-repot memperbaiki sistemnya, perbaiki diri kita sendri. Lihat, tunas itu telah tumbuh, tinggal disiram dengan air yang bernutrisi atau air limbah, bukan masalah tanah pijakannya.



penulis : nisa-anellis
alumni : 2011
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANGAN RAGU....KOMENT YUK!!!

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HIMAS1S - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger